Indonesia Flag Orb Tricks and Tips Arti Kemerdekaan ~ Pemoeda Indonesia

Sunday, August 18, 2013

Arti Kemerdekaan



Mungkin sudah terlalu banyak orang menulis & berdiskusi di segala forum tentang arti kemerdekaan bagi Republik ini,mulai forum “kelas teri” sampai “kelas terhormat”…..Namun sedikit orang mengerti arti sesungguhnya kemerdekaan itu.
Ada 3 arti kemerdekaan bagi rakyat Indonesia :
1. Merdeka artinya rakyat harus terbebas dari belenggu kelaliman
2. Rakyat harus dilepaskan dari beban berat dan diberikan keringanan untuk hidup di alam merdeka.
3. Memberi makan kepada rakyat yang kelaparan,miskin & membawa mereka kedalam kesejahteraan.

Ketiganya belum mendapatkan tempat & dijalankan secara penuh oleh Pemerintah & Penguasa Negeri serta “orang kaya” negeri ini,walaupun semuanya sudah tertulis baik di kitab Undang-Undang Dasar 1945,Undang-Undang,Peraturan Menteri bahkan sampai Visi & Misi Perusahaan-2 para konglomerat negeri ini. Kenapa?
Sebelum menjawab kenapa,mari kita lihat terlebih dahulu masing-masing 3 arti kemerdekaan tersebut.
ad (1) :
Benarkah rakyat belum terbebas dari belenggu kelaliman? Ya,beberapa fakta membuktikan hal tersebut :
a. Masih dijumpainya penyerobotan tanah,penggusuran,perampasan hak atas harta benda & penghilangan
nyawa di berbagai daerah di Indonesia.
b. Perlakuan hukum yang timpang antara satu Warga Negara Indonesia yang satu dengan yang lainnya.
Kelaliman para penegak hukum yang menindas & diskriminatif terhadap rakyat kecil sungguh masih
dirasakan oleh sebagian besar rakyat Indonesia.
c. Keinginan berkuasa para “Pembesar” negeri ini yang tujuannya bukan untuk mensejahterakan rakyat-
nya akan tetapi untuk “mengangkangi” proyek-2 besar & mengeruk kekayaan di daerahnya.
Semuanya tidak perlu diberikan contoh kongkrit,lihat saja kasus-2 di Papua yang terus bergolak & bisa dibaca di media online & media cetak yang ada di negeri ini.
Bila memang rakyat merdeka,maka hal-hal diatas sulit terjadi atau sangat kecil sekali terjadi,namun apa yang terjadi?

ad (2)
Rakyat Indonesia sebagian besar masih dalam keadaan hidup sulit,sangat sederhana ; Beban hidup yang menghimpit yang harus ditanggungnya ; Pelayanan Kesehatan yang sangat minim & mahal,surat keterangan miskin pun tidak mudah didapat walau betul-2 sudah miskin. Pengangguran yang semakin besar,kesulitan mencari pekerjaan,dan menanggung biaya pendidikan yang sangat mahal bagi anak-anaknya bagi yang sudah berkeluarga dan punya anak ; Sekolah gratis yang dijanjikan dari TK-SD-SMP tidak semua sekolah negeri & daerah mampu menyelenggarakan ; Wajib belajar 9 tahun yang membodohi rakyat,karena lulus SMU & Universitas pun juga belum tentu mampu bersaing di dunia kerja apalagi hanya lulus SMP?
Rakyat akan merasakan kemerdekaan bilamana beban hidup mereka terasa ringan,himpitan kesulitan hidup teratasi dengan mudah serta adanya harapan untuk diringankan penderitaan hidupnya melalui perbaikan-2 nyata yang memang diperlukan untuk kebutuhan jangka panjang,bukan sekedar bantuan uang tunai Rp.300.000 yang hanya untuk bertahan hidup sekian minggu dan selebihnya harus “puasa” .

ad (3)
Jika para pemimpin negeri ini melihat pengemis di pinggir jalan apakah mereka menganggap hal itu sebagai pemandangan “biasa” saja atau sesuatu yang membuat mereka “trenyuh” dan “luar biasa” ? Karena gambaran banyaknya kemiskinan,kelaparan,tuna wisma sebenarnya bisa dijadikan satu barometer apakah negeri ini benar-benar merdeka atau belum. Di negara-negara maju memang dijumpai pengemis, tuna wisma dll,namun Indonesia sebagai negara yang merdeka & kaya raya dengan pengguna “Blackberry” nomor 2 di dunia setelah Amerika Serikat (bahkan mungkin sekarang sudah nomor 1 di dunia setelah orang Amerika Serikat lebih cinta iPhone atau Android) anehnya mempunyai jumlah pengemis & tuna wisma terbanyak ; Padahal rakyat Indonesia bukan bangsa nomaden,tetapi banyak rakyat Indonesia yang terpaksa berpindah-pindah tempat tinggal karena memang tidak mempunyai tempat tinggal alias tuna wisma.
Pengemis di kota-kota besar di Indonesia sepertinya ada yang mengorganisir & Pemda tidak mampu untuk menertibkan karena sebagian besar pejabatnya juga menerima “upeti” dari “event organizer” para pengemis ; Akhirnya pengemis yang benar-benar “mengemis” karena memang sudah tidak mampu lagi bekerja & berkarya kalah dengan “pengemis profesional”…?
Rakyat yang merdeka seharusnya menikmati kehidupan yang baik,cukup sandang & pangan serta papan. kalaupun ada pengemis seharusnya memang hal itu karena “kesalahan” pada dirinya sendiri,bukan karena kesalahan negara yang memang tidak mampu memerdekakan mereka.

Negara yang merdeka dan memperhatikan rakyat (padahal negara itu ada karena adanya rakyat di suatu bangsa) akan dimuliakan dihadapan semua suku bangsa,hidup sejajar dengan bangsa-bangsa lain. Namun yang terjadi di dunia Internasional adalah Indonesia sebagai negara berdaulat adalah “YA” akan tetapi sebagai negara yang dimuliakan diantara bangsa-bangsa? nanti dulu…! Lihat saja,bagaimana kita dilecehkan oleh negara Malaysia yang meng-akuisisi pulau-pulau Nusantara,oleh negara Singapura yang tidak hormat & tidak mau menanda-tangani perjanjian ekstradisi koruptor karena duit para koruptor disimpan disana,oleh negara Australia yang salah satu koran lokalnya memberitahukan kebobrokan pemerintahan Indonesia serta presiden & keluarganya yang korup & menyalah-gunakan kekuasaan,oleh negara Arab Saudi yang memancung seenaknya WNI disana. Apalagi yang dimuliakan?
Negara yang memperhatikan rakyatnya di alam kemerdekaan dengan menjunjung tinggi arti kemerdekaan seperti diuraikan diatas akan mendapatkan kemuliaan diantara semua bangsa.
Menjawab pertanyaan kenapa diatas,maka tidak ada kata lain adalah para pemimpin negeri ini memang belum mempunyai mata hati untuk memperhatikan rakyatnya. Mereka baru pintar menulis Undang-Undang & Peraturan,tetapi belum pintar melaksanakan,karena mereka tidak mempunyai hati untuk rakyatnya,tidak ada perasaan “membuka diri” melihat kemiskinan,orang-2 yang “telanjang & kelaparan”
,mereka hanya punya hati untuk dirinya sendiri & golongannya saja.

Bagamana pendapat anda?

Credit to : Politik Kompasiana
Categories:

0 comments:

Post a Comment